Teori : Frederick W Taylor.
TUGAS
KULIAH I
TEORI
ADMINISTRASI PUBLIK
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ........................................................................................................ BAB I TOKOH MANAJEMEN FREDERICK W TAYLOR
A.
Mengenal Bapak
Manajemen Ilmah Frederick W Taylor.............................
B.
Teori yang
dikembangnnya..........................................................................
BAB II IMPLEMENTASI TEORI FREDERICK W TAYLOR
A.
The Development of
a true science..............................................................
B.
The science
selection of the workman..........................................................
C.
The scientific
education and development...................................................
D.
Intimate friendly
cooperation betwen the management and the man.
Penutup
BAB
I
TOKOH
MANAJEMEN FREDERICK W TAYLOR
A. Mengenal
Bapak Manajemen Ilmah Frederick W Taylor
Frederick Winslow
Taylor (lahir 20 Maret 1856 – meninggal 21 Maret 1915 pada umur 59 tahun) adalah seorang
insinyur mekanik asal Amerika
Serikat yang terkenal atas
usahanya meningkatkan efesiensi industri. Ia
dikenal sebagai "bapak manajemen ilmiah"
dan merupakan pemimpin intelektual dari Gerakan Efesiensi.
Frederick W. Taylor berasal dari Amerika, hidup pada saat terjadi revolusi
industri, dimana kejadian ini membawa perubahan besar diberbagai belahan dunia,
terutama eropa daratan dan amerika utara. Perubahan itu menyangkut manajemen,
terutama mengenai konsep efesiensi dan efektifitas kinerja organisasi, industri
dan lembaga. Pada saat itu banyak didirikian perusahaan besar yang bergerak
dalam perekonomian, perindustrian, pertambangan dan perdagangan. Perkembangan
ini memberikan pengaruh yang luar biasa bagi perkembangan manajemen, terutama
pada manajemen sumber daya manusia. Ide-ide F.W. Taylor didasarkan atas
penelitian ilmiah, Taylor memusatkan perhatian pada tingkat yang paling rendah
dari organisasi manajemen, yaitu tingkat paling rendah dari sebuah pabrik (shop
level management).
Taylor mendasarkan sistem manajemennya pada
penelitian waktu kerja (time studies) di bagian produksi tempat ia bekerja.
Pendekatan ini menandai awal yang sebenarnya dari manajemen ilmiah. Bukannya
berdasarkan pada cara-cara bekerja tradisional, Taylor menganalisis dan
mengukur waktu gerakan-gerakan yang dilakukan oleh buruh pabrik baja dalam
serangkaian pekerjaan. Dengan penelitian waktu sebagai dasarnya, Taylor dapat
memecahkan setiap pekerjaan ke dalam komponen-komponennya dan merancang cara
pengerjaan yang tercepat dan terbaik untuk setiap pekerjaan. Dengan demikian ia
menentukan seberapa pekerja akan dapat bekerja dengan peralatan dan bahan yang
tersedia.
Peninggalan Taylor yang paling terkenal dalam ilmu manajemen adalah ide tentang penggunaan metode ilmiah dalam
manajemen. Ide ini muncul ketika Taylor merasa kurang puas dengan
ketidakefesienan pekerja di perusahaannya. Ketidakefesienan itu muncul karena
mereka menggunakan berbagai macam teknik yang berbeda untuk pekerjaan yang
sama—nyaris tak ada standar kerja di sana. Selain itu, para pekerja cenderung
menganggap gampang pekerjaannya. Taylor berpendapat bahwa hasil dari para
pekerja itu hanyalah sepertiga dari yang seharusnya. Taylor kemudian, selama 20
tahun, berusaha keras mengoreksi keadaan tersebut dengan menerapkan metode
ilmiah untuk menemukan sebuah "teknik terbaik" dalam menyelesaikan
tiap-tiap pekerjaan.
B.
Teori yang
dikembangkan Frederick W Taylor.
Frederick W. Taylor (1856-1915) dikenal
sebagai “Bapak manajemen Ilmiah” menyatakan bahwa manajemen ilmiah merupakan
penerapan metode ilmiah pada studi, analisis dan pemecahan masalah dalam
organisasi. Taylor menerapkan cara-cara ilmu pengetahuan dalam memecahkan
masalah di perusahaan. Dari hasil penelitian dan analisanya ditetapkan beberapa
prinsip yang menggantikan prinsip lama yaitu prinsip coba-coba atau yang lebih
dikenal dengan sebutan trial
and error. Manajemen ini merupakan usaha untuk meningkatkan produktifitas
para buruh. Dia berpendapat bahwa pemborosan sering terjadi dalam kegiatan
produksi karena para pekerja banyak membuang waktu yang tidak sedikit akibat
kinerja yang tidak efesien. Taylor juga merupakan seorang manajer dan penasihat
perusahaan.
James A.F. Stoner dalam buku manajemen
(1995:34) mengatakan bahwa Frederick W. taylor mendasarkan filosofinya dalam
empat prinsip untuk mencapai efisiensi sebagai berikut :
1. Pengembangan manajemen Ilmiah
sebenarnya, jadi setiap metode terbaik untuk melaksanakan setiap tugas
dapat ditentukan
2. Seleksi ilmiah para pekerja, sehingga
para pekerja akan diberi tanggung jawab yang paling cocok dengan kemampuanya
3. pendidikan dan pengembangan karyawan
secara ilmiah
4. kerjasama yang baik antar manajemen
dan tenaga manajemen
Taylor berpendapat bahwa untuk dapat sukses dengan
prinsip ini memerlukan ‘revolusi mental yang lengkap” pada pihak manajemen dan
tenaga kerja. Kdeua belah pihak jangan bertengkar mengenai laba, melainkan berusaha meningkatkan
produksi. Dengan demikian dia percaya bahwa laba akan naik sampai mencapai
titik yang menyebabkan tenaga kerja dan manajemen tidak perlu lagi berjuang untuk
itu. Singkatnya Taylor percaya bahwa manajemen dan tenaga kerja memiliki
kepentingan bersama dalam meningkatkan produktivitas.
Taylor mendasarkan sistem manajemen pada studi waktu
lini produksi. Bukanya mendasarkan pada metode kerja tradisional. Dia menganalisis
danmengukur waktu gerakan pekerja baja dari satu seri pekerjaan. Menggunakan
studi waktu sebagai dasarnya, dia memecah setiap pekerjaanmenjadi
komponen-komponennya dan mendesain metode tercepat dan paling baik untuk
melaksanakan setiap komponen. Dengan cara ini dia menetapkan berapa banyak
seorang pekerja harus mampu mengerjakan dengan peralatan dan material yang ada
ditangan. Dia juga mendorong para majikan untuk membayar pekerja yang lebih
produkstif dengan upah yang lebih tinggi dari pada yang lain, menggunakan tarif
“yang tepat secara ilmiah” yang akan menguntungkan perusahaan maupun pekerja.
Jadi para pekerja didorong untuk melewati standar prestasi kerjanya yang
terdahulu untuk memperoleh upah yang lebih tinggi. Taylor menyebut dengan sistem tarip berbeda
Kontribusi
teori manajemen ilmiah
Dalam
perjalanannya perusahaan yang dijalankan oleh Taylor menghasilkan produk yang
lebih cepat dari pada yang pernah dibayangkan oleh Taylor. “keajaiban” produksi
ini hanya salah satu warisan dari manajemen ilmiah. Sebagai tambahan, bahwa
teknik manajemen efesiensi ini telah diterapkan pada berbagai tugas dalam
organisasi non industri, jasa makan siap sajisampai pelatihan untuk doklter
bedah.
Keterbatasan teori manajemen ilmiah
James A.F. Stoner dalam buku manajemen (1995:34)
mengatakan bahwa walaupun Taylor menyebabkan kenaikan dramatik dalam
produktivitas dan upah yang lebih tinggi dalam sejumlah kasus, para peklerja
dan serikat pekerja mulai menentang pendekatan taylor karena mereka takut
bekerja lebih berat dan lebih cepat akan membuat lelah pekerjaan apapun, yang
menyebabkan pekerja yang bersangkutan dirumahkan.
Lebih lanjut, sistem Taylor jelas berarti bahwa
waktu amat penting. Para pengkritiknya menolak kondisi “mempercepat” yang
diterapkan dengan tekanan secara berlebihan pada pekerja untuk berprestasi
semakin lama semakin cepat. Penekanan pada produktivitas dan kalau diperluas,
kemampuan menghasilkan laba membuat beberapa orang manajer mengeksploitasi
perkeja dan pelanggan. Sebagai hasilnya, lebih banyak yang pekerja bergadbung
dengan serikat pekerja dan dengan demikian memperkuat pola kecurigaan dan tidak
mempercayai yang membayangi hubungan tenaga kerja-manajemen selama beberapa
dekade.
BAB II
IMPLEMENTASI
TEORI FREDERICK W TAYLOR
- The Development of a true science. P erkembangan manajemen ilmiah yang sebenarnya, sehingga misalnya metoda yang terbaik untuk melakukan setiap pekerjaan dapat ditentukan.
Dalam
implementasinya teori yang dikemukakanTaylor berpendapat
bahwa untuk dapat sukses dengan prinsip ini memerlukan ‘revolusi mental yang
lengkap” pada pihak manajemen dan tenaga kerja. Kdeua belah pihak jangan
bertengkar mengenai laba,
melainkan berusaha meningkatkan produksi. Dengan demikian dia percaya bahwa
laba akan naik sampai mencapai titik yang menyebabkan tenaga kerja dan
manajemen tidak perlu lagi berjuang untuk itu. Singkatnya Taylor percaya bahwa
manajemen dan tenaga kerja memiliki kepentingan bersama dalam meningkatkan
produktivitas.
Taylor mendasarkan sistem manajemen pada
studi waktu lini produksi. Bukanya mendasarkan pada metode kerja tradisional.
Dia menganalisis dan mengukur
waktu gerakan pekerja baja dari satu seri pekerjaan. Menggunakan studi waktu
sebagai dasarnya, dia memecah setiap pekerjaanmenjadi komponen-komponennya dan
mendesain metode tercepat dan paling baik untuk melaksanakan setiap komponen.
Dengan cara ini dia menetapkan berapa banyak seorang pekerja harus mampu
mengerjakan dengan peralatan dan material yang ada ditangan. Dia juga mendorong
para majikan untuk membayar pekerja yang lebih produkstif dengan upah yang
lebih tinggi dari pada yang lain, menggunakan tarif “yang tepat secara ilmiah”
yang akan menguntungkan perusahaan maupun pekerja. Jadi para pekerja didorong
untuk melewati standar prestasi kerjanya yang terdahulu untuk memperoleh upah
yang lebih tinggi. Taylor menyebut dengan sistem
tarip berbeda
- The science selection of the workman. P emilihan yang ilmiah terhadap pekerja, sehingga setiap pekerja dapat diberi tanggungjawab atas tugas yang paling cocok baginya.
Salah satu implementasi teori the science selection of the workman misalnya
mengadakan seleksi pekerja sebelum
diterima di perusahaan. Sehingga perusahaan dapat menilai dan menempatkan
pegawai terbut sesuai bidang keterampilan dan pendidikan yang dimiliki pegawai.
Test potensi
akademik, test wawancara, profilling test, test psikologi adalah rangkaian test
yang dapat dijadikan acuan bagi perusahaan untuk dapat merekrut pekerja baru.
Sehingga perusahaan tidak akan rugi atau salah sasaran memberikan standar gaji
sesuai dengan kualifikasi yang dimiliki pegawai tersebut. Dan bagi pekerja pun
merasa dihargai karena mereka diapresiasi kemampuan keterampilan dan
kualifikasi pendidikannya.
- The scientific education and development. P endidikan dan pengembangan ilmiah untuk para pekerja
Salah satu implementasi dari teori The scientific
education and development adalah memberikan tambahan ilmu kepada para pegawai melalui
diklat atau pelatihan. Baik itu pelatihan-pelatihan yang berifat teknis ataupun
pelatihan-pelatihan yang terkait dengan pengembangan diri pegawai tersebut.
Atau memberikan beasiswa kepada pegawai yang berprestasi dan berkontribusi
banyak terhadap perusahaan.
Contoh-contoh pelatihan yang terkait bidang teknis dan
pengembangan diri misalnya :
- Pelatihan komputer,
- Pelatihan tentang mesin-mesin perusahaan,
- Pelatihan tentang standar operasional pekerjaan,
- Pelatihan yang berkaitan dengan ilmu-ilmu manajerial perusahaan.
- Pelatihan Service exellent
- Pelatihan Public speaking dll.
Dengan pelatihan-pelatihan seperti itu,
peningkatan kualitas Sumber Daya Pegawai lebih tergali, dan perbaikan untuk
manajemen perusahaan pun dapat ditingkatkan. Sehingga mendorong kualitas
produksi, bahkan mungkin pula pelatihan-pelatihan tersebut dapat menggali
kreatifitas para pegawai yang akhirnya dapat melahirkan inovasi-inovasi baru
bagi perusahaan. Dengan inovasi-inovasi baru tersebut perusahaan tersebut makin
berkembang. Laba perusahaan pun makin baik, pekerja pun makmur. Jika sudah
seperti ini pegawai makin termotivasi untuk bekerja baik, bekerja dengan hati,
dan penuh pengabdian.
- Intimate friendly cooperation between the management and the man. K erjasama yang erat dan bersahabat di antara manajemen dan pekerja.
Salah
satu implementasi dari Intimate friendly cooperation between the management and
the man, misalnya dengan meningkatkan hubungan baik dengan sesama pegawai baik
yang dilevel manajerial ataupun staf dengan cara mengadakan acara-acara yang
bersifat kekeluargaan. Contohnya seperti acara :
1.
Familly
gathering ketika even ulang tahun perusahaan.
2.
Outbond
3.
Memberikan
kado special ketika ada pegawai yang berulang tahun. Dll.
Acara-acara
kekeluargaan yang penuh persahabatan ini, dapat menimbulkan motivasi dan
semangat baru bagi pegawai. Pegawai merasa bahwa di kantor seperti di rumah dan
merasa nyaman. Sense of belonging pegawai tergali sehingga tanpa dimintapun,
tanggung jawab dan loyalitas kepada perusahaan akan diberikan secara penuh.
PENUTUP.
Demikianlah resume tentang mengenal Frederick W Taylor
dan teorinya ini dibuat untuk pemenuhan tugas dari kuliah Teori Administrasi
Publik, semoga bermanfaat dan menambah ilmu/wawasan untuk saya sendiri dan
khususnya untuk para pembaca.
Daftar Pustaka.
1. …….
2. …………….
3. ………..
Comments
Post a Comment